MADINA, LIBAS86.COM – Upaya evakuasi dua unit excavator yang sebelumnya diamankan Personel Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Direktorat Kriminal Khusus Mabes Polri berakhir tegang di Desa Tombang Kaluang, Kecamatan Batang Natal, Selasa (18/11/2025). Ratusan warga menghadang proses pengangkutan alat berat yang diduga digunakan untuk melakukan pertambangan emas tanpa izin (PETI) ilegal, sehingga aparat Mabes Polri terpaksa menarik mundur personelnya dari lokasi.
Dua excavator yang sebelumnya disegel garis polisi itu disebut kuat diduga milik S dan P, sementara satu unit lainnya yang dikaitkan dengan O telah keluar lebih dulu dari lokasi sebelum operasi Tipidter dilakukan beberapa hari lalu.
Sejak pagi, warga telah berkumpul dan memblokir akses jalan menuju titik alat berat berada. Mereka berdiri berlapis-lapis menghadang kendaraan aparat, menolak pemindahan excavator sebelum Polri memberikan penjelasan menyeluruh terkait dasar penindakan dan alasan hanya Tombang Kaluang yang menjadi sasaran operasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami bukan menolak hukum, tapi jangan pilih kasih. Kenapa alat di sini disikat, sementara alat di Ampung Padang Julu yang katanya milik PDN tak tersentuh?” teriak salah seorang warga dengan nada tinggi, yang langsung disambut sorakan setuju dari massa lainnya.
Penolakan warga membuat proses evakuasi terhenti total. Mereka menilai langkah aparat tidak adil dan menimbulkan kecurigaan bahwa operasi PETI tidak dilakukan secara merata. Warga bersikeras meminta Polri membuka informasi secara transparan, termasuk alasan menyasar satu lokasi saja sementara titik lain yang juga diduga memiliki alat berat tidak ditindak.
Menurut pantauan wartawan di lapangan, setelah sempat bernegosiasi dengan perwakilan warga, aparat akhirnya memutuskan mundur tanpa membawa kedua unit excavator. Hingga sore hari, alat berat yang diduga digunakan untuk aktivitas PETI itu masih berada di lokasi dan tetap terpasang police line.
Plt. Kasi Humas Polres Mandailing Natal, Ipda Fahrul Sya’ban Simanjuntak, membenarkan bahwa evakuasi belum dapat dilakukan. Ia menegaskan bahwa Polres Madina hanya berperan sebagai pendamping dalam operasi yang berada sepenuhnya di bawah komando Mabes Polri.
“Sementara ini masih monitoring saja, karena memang Polres hanya sebatas mendampingi,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa situasi di lapangan telah terkendali meski proses evakuasi tidak dapat dilanjutkan.
Warga menegaskan bahwa mereka akan terus bertahan hingga Polri memberikan penjelasan resmi dan memastikan bahwa penegakan hukum terhadap PETI dilakukan secara adil, menyeluruh, dan tanpa pengecualian.
Penulis : LBS86/ TIM
Editor : REDAKSI









